Laman

Sabtu, 19 Februari 2011

Fitnah Dajjal

Semenjak runtuhnya kekhalifahan terakhir, ummat Islam menjadi laksana anak-anak ayam kehilangan induk. Masing-masing negeri kaum muslimin mendirikan karakter kebangsaannya sendiri-sendiri seraya meninggalkan dan menanggalkan ikatan aqidah serta akhlak Islam sebagai identitas utama bangsa. Akhirnya tidak terelakkan bahwa ummat Islam yang jumlahnya di seantero dunia mencapai bilangan satu setengah miliar lebih, tidak memiliki kewibawaan karena mereka terpecah belah tidak bersatu sebagai suatu blok kekuataan yang tunggal dan mandiri. Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sudah mensinyalir bahwa akan muncul babak keempat perjalanan ummat Islam, yakni kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan (Raja-raja yang memaksakan kehendak). Inilah babak yang sedang dilalui ummat Islam dewasa ini. (lihat tulisan Menuju Kehidupan Sejati berjudul Boleh Jadi Kiamat Sudah Dekat tanggal 6 Jul 08)
Jangankan kaum muslimin memimpin dunia, bahkan mereka menjadi ummat yang diarahkan (baca: dieksploitasi) oleh ummat lainnya. Inilah babak paling kelam dalam sejarah Islam. Allah subhaanahu wa ta’aala gilir kepemimpinan dunia dari kaum mu’minin kepada kaum kafirin. Inilah zaman kita sekarang. We are living in the darkest ages of the Islamic history. Dunia menjadi morat-marit sarat fitnah. Nilai-nilai jahiliah modern mendominasi kehidupan. Para penguasa mengatur masyarakat bukan dengan bimbingan wahyu Ilahi, melainkan hawa nafsu pribadi dan kelompok. Pada babak inilah tegaknya Sistem Dajjal. Berbagai lini kehidupan ummat manusia diatur dengan Dajjalic values (nilai-nilai Dajjal). Segenap urusan dunia dikelola dengan nilai-nilai materialisme-liberalisme-sekularisme, baik politik, sosial, ekonomi, budaya, medis, pendidikan, hukum, pertahanan-keamanan, militer bahkan keagamaan. Masyarakat kian dijauhkan dari pola hidup berdasarkan manhaj Kenabian.
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda mensinyalir bahwa tidak ada fitnah yang lebih dahsyat semenjak Allah ciptakan manusia pertama hingga datangnya hari Kiamat selain fitnah Dajjal.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَهْبَطَ اللَّهُ إِلَى الأَرْضِ مُنْذُ خَلَقَ آدَمَ إِلَى أَنْ تَقُومَ السَّاعَةُ فِتْنَةً أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ (الطبراني)
“Allah tidak menurunkan ke muka bumi -sejak penciptaan Adam as hingga hari Kiamat- fitnah yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal.” (HR Thabrani 1672)
Ummat Islam yang menjalani babak keempat dewasa ini harus mempersiapkan diri mengantisipasi kemunculan fitnah paling dahsyat yaitu fitnah Dajjal. Hidup di babak keempat, yakni babak kepemimpinan para Mulkan Jabriyyan (para penguasa yang memaksakan kehendak), merupakan hidup yang penuh tantangan. Pada babak ini Allah memberikan giliran kepemimpinan ummat manusia kepada fihak kuffar. Allah menguji kesabaran kaum muslimin menghadapi kepemimpinan para penguasa yang memaksakan kehendak seraya mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya. Sistem hidup yang mereka tawarkan merupakan sistem yang jauh dari nilai-nilai keimanan bahkan didominasi oleh nilai-nilai kekufuran.
Inilah zaman yang sarat dengan fitnah. Keterlibatan seorang muslim dalam aspek kehidupan modern manapun sangat berpotensi mendatangkan dosa bagi dirinya. Rangkaian fitnah yang sedemikian hebat akan berpuncak pada munculnya puncak fitnah yakni fitnah Dajjal. Barangsiapa yang sanggup menyelamatkan dirinya dari rangkaian fitnah sebelum munculnya fitnah Dajjal akan sangat berpeluang selamat pula pada saat munculnya fitnah Dajjal. Demikianlah peringatan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam:
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ (أحمد)
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389

Banyak manusia dewasa ini yang tidak peduli akan puncak fitnah yang bakal datang di akhir zaman. Dajjal menjadi fenomena yang dianggap sekedar mitos. Bahkan banyak yang menganggap Dajjal tidak ada. Sehingga banyak manusia yang melupakannya dan tidak pernah peduli untuk membicarakannya. Ketika pengabaian ini terjadi di kalangan orang awam ia sudah menjadi suatu masalah. Namun realitasnya lebih jauh daripada itu. Bahkan kita menyaksikan dewasa ini para pemberi peringatan seperti para muballigh, penceramah, ustadz dan kebanyakan ulama tidak lagi peduli untuk memperingatkan ummat akan bahaya fitnah Dajjal. Padahal bilamana kedua gejala ini sudah tampak, maka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam justru mengatakan bahwa pada saat seperti itulah Dajjal bakal keluar.
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَخْرُجُ الدَّجَّالُ حَتَّى يَذْهَلَ النَّاسُ عَنْ ذِكْرِهِ وَحَتَّى تَتْرُكَ الْأَئِمَّةُ ذِكْرَهُ عَلَى الْمَنَابِرِ (أحمد)
“Dajjal tidak akan muncul sehingga manusia melupakannya dan para Imam meninggalkan untuk mengingatnya di atas mimbar-mimbar.” (HR Ahmad 16073)
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda bahwa pada saat kebanyakan orang awam melupakan perkara Dajjal dan para Imam tidak lagi memperingatkan ummat akan bahaya puncak fitnah Dajjal, maka ketika itulah justru Dajjal bakal keluar. Sedangkan realitas dunia kita dewasa ini sudah mengandung kedua fenomena tersebut. Artinya, sudah saatnya kita waspada mengantisipasi kemunculan Dajjal yang bila-bila masa dewasa ini akan keluar...! Dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan ciri khas Dajjal kepada ummatnya yang belum pernah dijelaskan oleh para Nabi sebelumnya kepada ummatnya masing-masing. Beliau menegaskan bahwa Dajjal itu bermata dua namun salah satunya cacat alias buta sehingga yang ada/berfungsi hanyalah satu mata saja.
وَأَنَّ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ مَمْسُوحُ الْعَيْنِ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٍ وَغَيْرِ كَاتِبٍ – أحمد
"Dan sesungguhnya Dajjal itu bermata satu; sebelah matanya tidak nampak. Di antara kedua matanya tertulis "kafir" yg terbaca oleh setiap mu'min yg mengerti baca-tulis ataupun tidak." (HR Ahmad) Hadits di atas mengingatkan kita akan suatu simbol yang tertera pada lembar uang kertas satu dollar Amerika Serikat (one dollar bill). Di dalamnya kita lihat sebuah gambar yang disebut sebagai The Great Seal (Meterai Yang Agung). Gambar ini sarat makna dan isyarat. Kata-kata berbahasa Latin Novus Ordo Seclorum berarti the New World Order (Tatanan Dunia Baru). Sedangkan di atas tulisan tersebut ada gambar primada yang tidak sempurna karena bagian pucuknya terpotong. Lalu di atas piramida itu ada sebuah segitga yang berukuran persis sesuai untuk diletakkan menjadi pucuk piramida. Di dalam segitiga tersebut terdapat gambar mata tunggal. Lalu di atas segitiga bermata tunggal itu ada tulisan Latin Annuit Coeptis yang berarti “the Eye of Providence has approved of (our) undertakings.” (si Mata Tunggal telah merestui usaha-usaha kami).
Jika kita tafsirkan gambar di atas, maka ia bisa bermakna bahwa dunia sedang diarahkan menjadi sebuah sistem yang berstruktur bak piramida yang belum memiliki pucuk. Struktur dunia yang belum mempunyai pemimpin tertinggi. Namun pemimpin tersebut sedang dinanti-nantikan kehadirannya. Dan struktur dunia yang dirancang menjadi the New World Order tersebut menantikan kedatangan pemimpinnya yang bersimbolkan si Mata Satu (Dajjal?). Seluruh upaya mewujdukan dan memapankan the New World Order merupakan rangkaian usaha untuk meraih keridhaan dan restu dari si Mata Satu alias Dajjal. Dengan kata lain Tatanan Dunia Baru ini adalah sebuah proyek persembahan kolosal untuk menyambut kedatangan puncak fitnah yaitu Dajjal...!
Segenap dimensi kehidupan modern dewasa ini adalah dalam rangka mewujudkan the New World Order (Tatanan Dunia Baru). Sebuah sistem yang tidak berlandaskan nilai-nilai keimanan bahkan dipengaruhi sangat oleh nilai-nilai kekufuran, nilai-nilai Dajjal. ”We are living in a Godless Civilization,” demikian ungkap Imron Hosein, mantan Imam Masjid PBB New York. Bahkan Ahmad Thompson, seorang penulis Muslim berkebangsaan Inggris jelas-jelas menyatakan bahwa dunia modern semenjak hampir satu abad yang lalu (sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah terakhir) membentuk diriya menjadi sebuah Sistem Dajjal. Suatu sistem sarat Dajjalic Values dimana jika oknum Dajjal muncul pada masa sekarang ini, maka ia akan segera dinobatkan menjadi pimpinan Sistem Dajjal yang telah tersedia.
Inilah yang dikhawatirkan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Bila rangkaian fitnah telah bermunculan menjelang datangnya Dajjal, maka manusia akan mengalami proses seleksi. Barangsiapa yang sanggup istiqomah menghindarkan diri dan keluarganya dari rangkaian fitnah tersebut, maka ia bakal sanggup terbebaskan dari puncak fitnah, yakni Dajjal. Dan sebaliknya, barangsiapa yang malah ikut serta menyemarakkan rangkaian fitnah sebelum datangnya Dajjal, niscaya ia akan sangat mudah menjadi sasaran tipudaya Dajjal. Barangsiapa yang tanpa jiwa kritis menerima bahkan mendukung the New World Order, maka ia termasuk mereka yang pada hakikatnya turut menanti-nanti dan menyambut dengan sukacita kedatangan pucuk pimpinan, yaitu Dajjal
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ ذُكِرَ الدَّجَّالُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَأَنَا لَفِتْنَةُ بَعْضِكُمْ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِمَّا قَبْلَهَا إِلَّا نَجَا مِنْهَا وَمَا صُنِعَتْ فِتْنَةٌ مُنْذُ كَانَتْ الدُّنْيَا صَغِيرَةٌ وَلَا كَبِيرَةٌ إِلَّا لِفِتْنَةِ الدَّجَّالِ (أحمد)
Suatu ketika ihwal Dajjal dibicarakan di hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau bersabda: ”Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, dan tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal). Dan tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini –baik kecil ataupun besar- kecuali dalam rangka menyongsong fitnah Dajjal.” (HR Ahmad V/389)



Tema : Jalan Keluar dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal
Disampaikan oleh Al-Ustadz Abul Hasan As-Sidawy
di Ma'had Abu Bakar Ash-Shiddiq, Jojoran Surabaya
8 Muharram 1431 H
Termasuk keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama'ah ialah keyakinan akan munculnya Dajjal menjelang hari kiamat. Dajjal akan berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga orang yang beriman semestinya mengetahui sifat serta fitnah-fitnah Dajjal agar terhindar dari kesesatannya.

Pelajaran yang bisa kita petik dari pembahasan tentang fitnah Dajjal ialah :

1. Luasnya rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya, karena Dia telah membekali mereka dengan senjata yang bisa mematahkan hujjah dan fitnah Dajjal. Ini terwujud dengan penjelasan sifat-sifat yang menunjukkan kedustaannya, kaum mukmin diberi kemampuan untuk membaca apa yang tertulis di kening Dajjal yang menunjukkan kekufurannya. Juga Allah Subhanahu wa Ta’ala bimbing kita untuk menghafal sepuluh ayat pertama dalam surat Al-Kahfi sebagai tameng dari Dajjal.

2. Dajjal adalah sosok manusia yang telah sangat jelas sifat-sifatnya sebagai manusia. Ini membantah ucapan orang sesat dan ahlul bid’ah yang menyatakan Dajjal hanyalah sosok fiktif belaka atau hanyalah simbol dari tersebarnya kerusakan.

3. Dajjal mempunyai sifat dan fitnah-fitnah yang telah digambarkan dengan rinci: keluarnya di akhir jaman, muncul dari arah Syam, tinggal selama 40 hari, diberi kemampuan mematikan dan menghidupkan, membawa surga dan neraka, tertulis di antara dua matanya ك ف ر, dan sifat lainnya. Ini membantah ucapan yang menyatakan bahwa Dajjal adalah Sri Sathya Sai Baba dari India, atau kiasan dari kemajuan serta fitnah Eropa.

Tidak ada komentar: